Berita dan Informasi, 25 Juni 2015
Sungai Loban - Hujan terus
menerus 24 jam lebih menyelimuti wilayah ini dari dua hari yang lalu tak urung
menyisakan banjir dibeberapa desa di Kecamatan Sungai Loban.
Tak hanya banjir, abrasi pantai disertai
tanah longsor pun menimpa desa pesisir pantai, seperti yang terjadi di Desa
Sungai Dua Laut, Kamis (25/6/2015).
Dari pantauan penulis bersama rombongan, Kamis
pagi sekitar pukul 8:45, lokasi di pesisir pantai bagian timur desa ini memang dilewati
sebuah sungai yang debit airnya cukup besar, terlihat beberapa badan jalan telah
rusak tergerus oleh bah banjir. “Puncaknya malam tadi pak, sekitar jam 11
sampai jam 12 malam, ketinggian airnya sekitar 75 cm” terang Dollah, Ketua RT
01 yang didampingi Sekdes Sungai Dua Laut Muhammad Ayub. Beberapa rumah warga dan
rumah ketua RT sendiri, bahkan Posyandu pun masih terlihat tergenang banjir.
Ayub menceritakan, jalan RT 01 yang dirusak
banjir itu adalah akses warga menuju ke luar melewati Desa Marga Mulya. Menurutnya,
selain jalan rusak kerugian lain akibat banjir ini adalah rusaknya sebuah
perahu motor milik kelompok tani terumbu karang yang terikat dipesisir telah terbawa
arus banjir sampai kelaut hingga terbalik dan dan akhirnya tenggelam.
Banjir yang sama juga terjadi di RT 03
tepatnya di lokasi TSM (trans lokal) yang dihuni sekitar 8 KK. Akses jalan masih
tampak tergenang banjir, beberapa warga terlihat melintasi jalan dengan
terpaksa berjalan kaki. “Kalau disini tinggi airnya sekitar 1 meter pak, malam
tadi yang paling parah, kami bahkan sempat memindahkan barang-barang ke rumah
tetangga sebelah sana” ujar Mante warga yang rumahnya terendam banjir sambil
menunjuk rumah tetangga yang dimaksud. Pak Mante menjelaskan kejadian seperti
ini tidak hanya kali ini saja, tahun-tahun sebelumnya juga sering terjadi,
bahkan tahun 2013 silam, dua kali rumahnya terendam banjir.
Menurut Sekdes M.Ayub, kerugian yang
ditimbulkan mungkin sama seperti yang dialami oleh warganya di RT 01. “Tadi
juga ada beberapa titik jalan yang rusak akibat arus banjir, kalau disini
banyak warga kami berkebun karet, jadi banyak hasil getah berupa lump yang masih
di pohon larut terbawa banjir,” jelasnya.
Tak hanya disitu, kami diajak sekdes menuju
ke arah paling barat desa ini, masuk ke wilayah RT 04 yang didiami oleh 76 KK.
Beda dengan RT sebelumnya, untuk ketinggian tempat di atas permukaan laut (DPL)
di RT ini termasuk tinggi, terlihat bibir pantai yang berada dibawah seperti
jurang. Sambil menyisiri jalan berada di “bibir jurang” yang merupakan akses
penghubung antar desa menuju Desa Sumber Sari dan Desa Dwi Marga Utama, Ayub
menunjuk beberapa lokasi yang mengalami longsor akibat hujan dan abrasi pantai.
Tak jauh dengan lokasi Pos Pantau Terumbu
Karang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang dibangun di RT 04, lokasi
longsor ini pun dekat dengan badan jalan penghubung antar desa, estimasi sekitar
7 meter jarak dari lokasi longsor ke badan jalan. “Jika tidak segera ditangani,
maka badan jalan inipun nantinya akan longsor tergerus abrasi dan air hujan, dan
akses ke desa sebelah akan terputus padahal disini dilewati instalasi tiang dan
kabel listrik milik PLN untuk warga desa, parahnya lagi disebelah sana ada rawa
dan bendungan yang posisinya rendah, kami kawatir air laut lama-lama akan masuk
ke bendungan kami ini” terang Sekdes Sungai Dua Laut menunjuk lokasi yang
dimaksud.
Menurutnya, setahun yang lalu sudah pernah
ada survey lapangan dan pengukuran yang dikerjakan oleh pemerintah pusat untuk
rencana proyek pembangunan siring pantai di desanya agar daratan tidak tergerus
abrasi. Namun hingga kini pembangunan masih belum terlaksana, bahkan dirinya bersama
pemerintah desa sudah menghubungi pelaksana proyek tetapi tidak ada jawaban
yang pasti. *iws
(Berita oleh : I Wayan Sukadana, S.Hut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar